Pepatah di atas sudah tidak asing bagi
kita, tak kenal ilmu nahwu (salah satu cabang ilmu bahasa arab) maka tak
sayang, kenapa pepatah tersebut kami lekatkan kepada ilmu nahwu?
‘Sulit ustadz belajar nahwu… Capek ah menghapal kaidahnya… Lihat buku nahwu saja malas kita…’
Itulah sekian ungkapan yang sering kita
jumpai tatkala ikhwah diajak belajar nahwu, maka kita katakan TIDAK!
Ilmu nahwu sebagaimana dikatakan Al-`Alaamah Asy-Syaikh Ibnu `Utsaimin
rahimahullahu Ta`ala : Sesungguhnya ilmu nahwu adalah ilmu yang mulia,
ilmu wasilah (perantara) untuk menyampaikan kepada 2 perkara:
- Memahami Al-Qur’an dan sunnah, karena kebanyakan untuk memahami Al-Qur’an dan sunnah butuh kepada ilmu nahwu.
- Mengokohkan lisan arab yang mana Al-Qur’an turun dengan bahasa arab, oleh karena itu belajar ilmu nahwu adalah perkara yang penting sekali. Akan tetapi ilmu nahwu diawal kali belajar sulit, dan diakhirnya mudah. Seperti rumah yang pintunya dari besi, sulit untuk memasukinya, tapi kalau sudah masuk rumah tersebut, maka akan mudah segala sesuatunya (akan diketahui ruang tidurnya, dapur, dan lain-lain—pen).
Seorang penuntut ilmu senantiasa semangat
belajar (ilmu nahwu), tidak ada istilah sulit dalam kamus dirinya,
Al-Ashma`i rahimahullah berkata : Sesungguhnya perkara yang paling aku
khawatirkan menimpa seorang penuntut ilmu (jatuh dalam perkara lahn
keliru bacaan dalam i`rab), ketika dia tidak memahami ilmu nahwu, dan
masuk dalam ucapan Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam:
Barangsiapa dengan sengaja berdusta
atas namaku, maka hendaklah dia mempersiapkan tempat duduknya di neraka.
[HR.Bukhori 107 dan Ahmad 1413]. Ucapan Al-Ashma`i rahimahullah ini
dibawakan Al-Qodhi `Iyaadh dalam kitab Al-Ilmaa` hal 183 dan Ibnu
`Asaakir dalam kitab Taarikh Dimasyqi [89/37].
Sesungguhnya Al-Qur’an dan hadits berbahasa
arab, dan tidak bisa dipahami makna kandungan keduanya dengan pemahaman
yang benar kecuali seseorang belajar bahasa arab.
Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman :
Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Qur’an dalam bahasa arab supaya kamu
memahaminya. [Az-Zukhruf : 3] dan firman-Nya : Kitab yang dijelaskan
ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa arab, untuk kaum yang
mengetahui. [Fushshilat : 3]
Maka mengenal dan belajar bahasa arab
adalah perkara yang wajib bagi pembaca Al-Qur’an dan hadits, Al-Imam
Al-`Alaamah Muhammad Naashiruddin Al-Albany rahimahullahu Ta`ala berkata
: Mempelajari bahasa arab adalah perkara yang wajib, tidak mungkin
seorang penuntut ilmu untuk memahami Al-Qur’an dan sunnah kecuali dengan
perantara bahasa arab… [Al-Manhaj As-Salafy `inda Asy-Syaikh
Naashiruddin Al-Albaany oleh `Amr Abdul Mun`im Saliim dinukil dari
Al-Fataawa Al-Imaaratiyah nomor 52-53].
`Umar ibnul Khoththob radhiallahu ta`ala
`anhu berkata : Pelajarilah bahasa arab, sesungguhnya bahasa arab itu
mengokohkan akal dan menambah sifat muruah. [ibnu Abi Haasyim dalam
Akhbaarul Nahwiyiin hal 32], dan atsar dari Ibnu `Umar radhiallahu
ta`ala `anhu apabila beliau mendengar sebagian anaknya lahn (salah baca)
maka beliau memukul anaknya. [ibnu Sa`ad dalam Athobaqoot 4/155].
Insya Allah rubrik Tak Kenal Maka Tak
Sayang akan kami lanjutkan edisi berikutnya, dan semoga kita semua
semakin cinta dan sayang untuk mempelajari ilmu nahwu. Yassarallohul
umuro walhamdulillah.
Akhukum fillah Abu Ibrohim Abdurrahman Al-Fasawy fi Markiz Daarul Hadits Fiyush, Aden, Yaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar